Kata orang tua, generasi milenial itu cara berpikirnya pendek. Kamu setuju?
Kalau direnungin lagi, ucapan itu betul juga, ya.
Masuknya budaya asing dan kemudahan teknologi mengubah minset generasi milenial agar serba instan. Tidak seperti generasi sebelumnya yang hidup sengasara saat krisis moneter. Bahkan merasakan perang dunia.
Kesulitan yang dialami generasi sebelumnya memang tak dirasakan milenial. Namun, milenial merasakan kesusahan hidup di level berbeda dan memaknainya dengan ceria khas milenial energik.
Tak heran, setiap aksi milenial diiringi alasan YOLO (You Only Live Once). Hedon dianggap YOLO. Boros disebut YOLO. Padahal makna YOLO memanfaatkan hidup sekali dengan sebaik-baiknya.
Waktu dan Energi
Keunggulan milenial adalah memiliki energi lebih untuk mengubahnya menjadi kerja cerdas. Berteman dengan waktu untuk mulai menabung dan berinvestasi.
Mindset
Bahwa hidup ini akumulasi dari keputusan kemarin. Jika hari ini memutuskan menabung atau berinvestasi, di masa depan kita bisa menggunakannya.
Rencana Jelas
Milenial harus memiliki rencana jelas ke masa depan soal keuangan. Bukan hanya digunakan jangka pendek. Tapi juga dimanfaatkan untuk jangka panjang, seperti dana pensiun untuk dipakai setelah di atas usia 60an di atas.
Hidup ini akumulasi dari keputusan kemarin.
Jadi pastikan kita memanfaatkan waktu ini dengan baik.
