Baru kemarin pagi, flatshoes aku rusak, ujungnya jebol. Jadi mengingatkanku akan situasi yang sama, seperti sosok Pak Armand Hartono dan sepatu tuanya yang jebol. Lalu akhirnya dilakban sebagai solusi praktis, efektif, dan efesien.
Ya, kamu nggak salah baca. Sepatu anak putra bungsu orang terkaya di Indonesia versi Forbes, Robert Budi Hartono memilih melakban sepatunya yang rusak. Beliau bisa saja membeli baru, yang mahal pun pasti sanggup. Namun situasi mungkin tidak mendukung, misalnya harus buru-buru menghadiri rapat dan sebagainya.
Kembali ke flatshoes aku yang jebol sebelum semakin melantur. Saat itu, aku sedang perjalanan ke kantor dosen. Karena tempatnya asing, jadi sejauh pandanganku nggak ada minimarket atau warung jadi nggak memungkinkan untuk beli lakban. Kalau pun mau muter-muter nyari dulu pasti waktu habis dan sepatunya semakin parah jebolnya. Akhirnya, aku jalan pelan-pelan ke kantor dosenku dengan cemas supaya kerusakan flatshoesnya nggak sampai parah, seperti lepas antara alas dan bagian atas. Sesampainya di sana, aku nanya karyawan di situ yang jual sendal terdekat di mana.
Mungkin karena kasihan lihat flatshoesku yang jebol dan jarak ke minimarket buat beli sendal lumayan jauh, jadilah aku dipinjamkan sepatu sendal. Untuk sementara. Minimal untuk aku bisa sampai rumah dengan sendal itu dibanding nyeker. Alhamdulillah.
Namun, dari situ aku belajar bahwa banyak hal terjadi di luar dugaan. Kemungkinan flatshoes rusak padahal sebelumnya baik dan layak pakai. Kemungkinan kita mengalami masalah yang mengharuskan kita mengeluarkan uang lebih untuk mengatasinya. Agar kita lebih siap, maka diperlukan dana darurat. Dana jaga-jaga untuk membantu mengatasi (secara finansial) kondisi darurat. HP rusak. Laptop yang tiba-tiba mati minta diservice. Atau seperti flashoes yang jebol dan harus beli baru.
